Tutorial Blog

JOMBLO SAMPAI HALAL !!!

JOMBLO sebuah status yg penuh kebebasan
bukan sebuah nasib yang MENYEDIHKAN
status yg JAUH dari KEMAKSIATAN, karena jarang ber KHALWAT
orang bilang JOMBLO ketinggalan zaman, tp bagiku itu KETENANGAN
dalam KESENDIRIAN aku lebih mampu MENIKMATI IBADAH
mampu berurai air mata , memohon RIDHA NYA
JOMBLO bukan PREMAN, JOMBLO juga bukan PECUNDANG
JOMBLO hanya makhluk ALLAH yang belum bertemu JODOH TERBAIK NYA
Namun,…
dalam ke JOMBLO an ku, ku terus MEMPERBAIKI DIRI
menjadikanku sosok JOMBLO HIGH QUALITY
agar ALLAH mempertemukanku dengan JODOH TERBAIK di sisiNYA
JANJI ALLAH ITU PASTI !!!
Bismillah,….

Tujuh Kebiasaan Jomblo Yang Tidak Efektif ….

Setelah membaca artikel ini,
ada dari sahabat sekalian yang mesem-mesem dan senyum-senyum sendiri?
Satu: Negatif thinking.
Misalnya, kalau pas lagi jalan sendiri, lalu ada yang tanya (teman kerja
atau teman sekampus lain jurusan), “Koq sendiri?” Langsung deh reaksinya
seperti ini: “Sudah tahu sendiri, pakai tanya-tanya. Mentang-mentang gua
jomblo. Ngeye, ya.”
Atau, suatu kali ngelihat ada orang lain yang ngelihatin:
“Kenapa sih lihat-lihat?! Anehnya ya, karena gua jomblo. Dasar, tamblo (tampang bloon) luh.”

Padahal, “Koq sendiri?” itu kan pertanyaan standar orang yang pengen tanya tapi nggak tahu mau tanya apa. Just basa-basi. Nggak ada maksud apa-apa. Malah kalau tanyanya “Koq berdua?” atau“Sama siapa?” jadi aneh bin konyol.
Lha, sudah jelas sendiri pakai tanya “Koq berdua?” atau “Sama siapa?” segala.
Dan orang yang ngelihatin bisa saja karena rasa-rasanya koq kenal.
Ataukagum sama tahi lalat di pipi kita. Dipikirnya,
“Hoki bener tuh orang ada tahi lalat di pipinya. Coba kalau tahi kebo atau tahi kucing, kanjelek!”
Jadi, nggak ada kait-mengkait dengan kejombloan kita.
Begitulah kalau sudah dikuasai pikiran negatif.
Segala sesuatu disikapi secara negatif. Ibarat orang pakai kacamata hitam. Semua yang dilihatnya serba hitam. Lalu bagaimana dong mengatasinya? Tidak ada cara lain, ganti kacamatanya dengan kacamata yang lebih terang. Jangan salahkan obyek yang dilihat.
Dua: Citra diri yang negatif.
“Siapalah saya ini. Tampang pas-pasan. Nggak bisa apa-apa pula. Otak belet, lha nilai kuliah saja hampir tidak pernah bergeser dari C. Dapet B tuh
untung. A, wah ajaib benar anugerah-Mu deh. Mana ada yang mau sama saya. Seandainya saya jadi orang lain pun, nggak bakalan koq saya mau punya pacar kayak diri saya begini.”
Padahal gambaran kita tentang diri kita sendiri akan sangat berpengaruh
terhadap pikiran, perasaan ! dan sikap hidup kita. Ibarat makanan bagi tubuh
kita, citra diri akan sangat menentukan; apakah kita akan menjadi pribadi
yang optimistis, percaya diri, punya semangat hidup. Atau sebaliknya,
menjadi pribadi yang pesimistis, rendah diri, loyo alias nggak punya
semangat hidup.
Tiga: Rumput di halaman rumah tetangga kelihatan lebih hijau.
“Duh, enak nian punya pacar kayak die. Kemana-mana ada yang nemenin. Ada yang perhatiin and diperhatiin. Ada shoulder to cry on. Malam minggu nggak cengo sendiri di rumah. Lonely. Bisa ngerasain dag dig dug serrr tiap nunggu doi. Kapan pun dan dimana pun ada yan g selalu bisa di-call. Pokoknya asyik deh.”
Jadi nganggepnya hidup orang lain tuh lebih enak, lebih baik, lebih nikmat,
lebih segalanya. Lalu kita berandai-andai; seandainya hidup kita kayak
hidup die, dunia kita kayak dunia die. Seolah kita nih baru bahagia kalau
kayak die. Kita jadi kurang bersyukur dengan hidup kita sendiri.
Padahal, mana ada sih orang yang hidupnya selalu senang. Seperti kata
pepatah Belanda, setiap orang tuh punya nasib. Siapa pun pastilah punya
senang dan susahnya sendiri. Punya pacar pun nggak melulu enak koq. Kadang ada sebalnya. Kadang bisa bikin jengkel and stress juga.
So, jangan heran kalau yang sudah punya pacar pun bisa mikir begini:
“Duh, enak nian ngejomblo. Bebase sebebas burung di udara. Asyike seasyik ikan di laut. Nikmate senikmat udang rebus Mang Engking, Yogyakarta- apalagi sambal terasinya itu loh, uihh uenakke pol deh.” (apa coba hubungannya?!hehehe:)
Empat: Berselubung topeng.
Nggak jujur dengan diri sendiri. Nggak apa adanya.
Contoh 1
(gaya selebritis: kemayu, dengan sikap bertutur diatur):
“Aku emang belum mau pacaran koq. Suer. Masih ingin sendiri.” -
Yang sebenarnya:
aku belum ketemu yang aku mau die mau. Adanya aku mau die nggak mau, die mau akunya nggak mau. Ada yang aku mau die mau, eh die maunya mau nabok sama aku.
Padahal apa salahnya bilang,
“Aku bukannya nggak kepengen, tapi belum ketemu yang pas.” Titik.
Kalau bilangnya:
belum mau pacaran, masih ingin sendiri – besok atau lusa ternyata ketemu yang cocok. Nah, luh baru nyaho.
Malu kan mesti ngejilat ludah kuda (kalau ludah sendiri sudah biasa:).
Contoh 2
(gaya politisi: kemaki, dengan sikap bertutur nggak teratur):
“Gue naksir die?! Idihh, amit-amit. Sorry ya, dibayar goceng pun nggak bakalan
gue ambil!” -
Yang sebenarnya:
aku sih okelah sama die, tapi dienya cuek banget.
Benci deh aku (dengan gaya genit ala Pelawak Tessi).
Padahal apa salahnya bilang,
“Dienya cuek begitu, mana berani gue.” Titik.
Kalau bilangnya:
amit-amit, dibayar goceng pun gua gak bakalan ambil – dan ternyata die tuh ngesir sama kita, cuma karena die punya “kemaluan” gede(baca: pemalu) jadinya die pasang sikap cuek bebek. Sok cool. Nah, gimana coba kalau begitu?!
Masak mau ikut-ikut si selebritis: ngejilat ludah kuda.
So, tanggalkan ! topeng itu. Apa adanya sajalah.
Tapi ya, jangan vulgar,mengobral atau norak.
Jujur dengan elegan gitulah.
Lima: Hanyut terbawa perasaan.
Nelangsa. Merasa kasihan pada diri sendiri.
Seakan dengan ke-jomblo-an itu, dia menjadi orang yang paling malang di dunia. Makan jadi nggak enak(apalagi sayurnya sudah basi, kurang garam pula), tidur nggak nyenyak (AC mati nggak ada listrik, banyak nyamuk lagi).
Nyanyinya pun lagu Chrisye:
“Di malam yang sesunyi ini aku sendiri, tiada yang menemani…… srot, srot (nyedot ingus). Akhirnya kini kusadari dia telah pergi tinggalkan diriku….. pufz, pufz (buang ingus pakai lengan baju). Nanini nananininani ninaneniii (bagian ini nggak hafal).
Reff:
Mengapa terjadi pada diriku, aku tak percaya kau telah tiada…. hiks, hiks
(terisak). Haruskah ku pergi tinggalkan dunia….. hoahh, hoahh (nangis
sejadi-jadinya).”
Selanjutnya no comment deh. Bukan apa-apa, saya takut ikut-ikut sedih,
ikut-ikut nangis, ikut-ikut sedot ingus. Malah repot. Lagian, orang yang
lagi terhanyut oleh aneka rupa perasaan susah dan sedih sebetulnya kan nggak butuh kata-kata; ia lebih butuh empati dan simpati.
Saya cuma mau bilang:
“You’ll never walk alone, Jomblo (ngutip lagu yang biasa dinyanyiin fans kesebelasan Inggris). Kan banyak juga yang jomblo hehehe:).”

Enam: Memaksakan kehendak.
Cara halus:
“Hi, cowok, godain kita dong!” (ekstrim: sambil melotot, satu tangan
berkacak pinggang satu tangan lagi menggenggam batu siap ditimpukin).
Atau, “Hi, cewek, kita godain ya!” (ekstrim: sambil memiting seorang nenek
yang kebetulan lewat, dan menodongkan pistol ke keningnya).
Cara kasar:
“Apa pun yang terjadi gua harus dapetin doi; biar gunung-gunung beranjak
dan bukit-bukit bergoyang. Pokoknya harus dan kudu!” (ekstrim: bayar
segerombolan preman untuk menculik doi, lalu dengan gaya kungfu Buce Li
datang menyelamatkannya).
Atau,
“Saya nggak bisa hidup tanpa doi. Sudahlah, saya mau mati saja! Mana tali, mana tali! Saya mau gantung diri!” (ekstrim: “Bunda, hidup ini kejam. Kembalikan saja aku ke dalam rahimmu!” – segede gitu, gimana masukinnya ya?!”)
Atau,
“Marilah kepadaku semua yang letih, lesu dan membutuhkan kehangatan, aku akan memberikan diriku seutuhnya!” (ekstrim: ….. disensor).
Dan kalau berdoa doanya begini:
“Tuhan, kalau dia jodoh saya, dekatkanlah. Kalau dia bukan jodoh saya, jodohkanlah. Tapi kalau dia nggak bisa jadi jodoh saya, biarkan dia ngejomblo seumur hidup. Amin.”
Padahal segala sesuatu yang dipaksakan – apalagi soal jodoh – pasti akan
lebih banyak buruknya daripada baiknya. Usaha tentunya nggak salah, punya keinginan mangga silahkan. Tapi iringilah itu dengan penyerahan diri kepada Sang Khalik: “Bukan hendakku yang jadi, melainkan kehendak-Mu!”
Dengan berusaha dan berserah, hidup akan terasa lebih ringan.
Tuhan tahu apa yang terbaik buat diri kita. ! Percaya deh.
Tujuh: Sirik.
Orang Manado bilang mangiri. Alias iri dengki. Nggak senang ngelihat orang
lain senang. Senangnya ngejelek-jelekin dan ngecil-ngecilin kebaikan orang
lain.
“Alaaa, dia sih piala bergilir. Lihat aja, bentar lagi juga dia akan pindah
ke pelukan cowok laen. Gua sih amit-amit dapetin dia!”
“Eh elu tahu nggak, dia itu kan bekas pacarnya teman sodara teman gue. Nah, kata teman gue, temen gue dari sodaranya, sodaranya dari temennya yang mantan dia itu, dia pernah terlibat narkoba tuh. Pernah digerebek polisi segala. Ortunya sampai jual rumahnya untuk bebasin dia dari penjara.”
Padahal ke-sirik-an hanya akan membuat kita makin buruk di mata orang lain.
Dan pasti di mata Tuhan juga. Nggak ada faedahnya. Maka, bertobatlah!

Tuk Para jomblo … Met merenung yaacchhh…
Persiapan week end bentar lagee…. He he..
Assalamu’alaikum warahmah…..


Sumber (panti jomblo)

Pergaulan Remaja (Story & Warning) must read it

Setiap orang terlebih remajanya memang mesti gaul.
Sebab kita adalah “Mahluk Gaul”. Dalam istilah sosiologi, Aristoteles menyebutkan Zoon Politicon. Meskipun secara bahasa, kamu-kamu juga pasti ada yang tahu kalau Zoon Politican itu sebetulnya lebih tepat diartikan sebagai “Hewan Gaul” dari pada “Mahluk Gaul”.
Apa pun istilahnya, yang penting kita jangan seperti hewan dalam bergaul.
Iya kan?
Sebab, menurut Plato manusia memiliki Jiwa Rohaniah yang tidak dimiliki hewan (Gerungan, 1996 : 5). Jiwa rohaniah berfungsi untuk menemukan nilai-nilai kebenaran dalam kehidupan ini.

HATI – HATI BERGAUL
————————–
Intinya, kita kudu hati-hati dalam bergaul. Tidak setiap gaul itu baik.
Jangan lantaran takut disebut kuper atau nggak gaul, kita lalu kebablasan. Sebab, ada saja yang terjerumus ke hal-hal negatif bahkan menyesatkan gara-gara salah gaul. Entah karena faktor ikut-ikutan (imitasi), kena pengaruh (sugesti), keliru mengidentifikasi, atau karena faktor lainnya.
Oleh karena itu, ungkap L.Kohlberg, alasan moral (moral reasoning) harus senantiasa melandasi setiap sikap dan perilaku. Lewat penalaran moral, termasuk di dalamnya pertimbangan nilai-nilai agama, seseorang akan berpikir positif untuk menentukan pilihan yang terbaik.
Berdasarkan nilai-nilai yang terkandung di dalam suatu pergaulan, maka secara garis besar ada gaul yang islami, ada juga gaul yang tidak islami.
Gaul yang tidak islami itu bisa berbau jahiliah, musyrik, ateis, dan bau-bau, lainnya emangnya enak jadi orang bau, iya nggak!
NGETREN
———–

Tren, atau ngetren telah menjadi bagian dari gaul yang sarat imitasi, terutama peniruan nilai-nilai budaya barat. Mengikuti tren tertentu dianggap gengsi, sehingga tren jadi ukuran dalam bergaul, berikut segala perilaku dan penampilan yang menyertainya.
Mulai dari gaya berbusana (fesyen), gaya bersenang-senang (fun), hngga perilaku makan-minum (food). Untuk mudahnya, sebut saja “Tiga F”.
Repotnya, karena dicekoki tren, seringkali membuat orang lepas dari etika, moral, bahkan lepas dari nilai-nilai agama. Tren dalam fesyen, misalnya, kalau nggak ketat, ya transparan atau buka-bukaan mengekspose aurat (terutama aurat perempuan), padahal memperlihatkan aurat dalam agama kita dianggap sudah ketinggalan zaman karena yang begitu itu adalah “Gaya Hidup Primitif”, tradisi bina plus….tang.
Jelas kan, mana yang sejatinya kuno mana yang modern.
Ada pula tren cowok meniru busana cewek, cewek meniru busana laki-laki.
Katanya, Unisek. Ini jelas-jelas keblinger.
Kita beralih ke soal fun.
Paling banyak ditandai pacaran, pergi ke (atau mangkal di) tempat-tempat hiburan. Pacaran sekarang cenderung mengarah pada zina (ngeseks), sedangkan di tempat-tempat hiburan sering kali terjadi ngedrink, ngedrug, dan ngegambling.
Jadi sudah sangat jelas penyimpangannya dari moral atau nilai-nilai agama.
PACARAN
————

Dari pacaran yang dikira bagian dari “gaul”, timbullah gejala sosial dikalangan remaja. Nggak peduli di kota ataupun didesa.
Orang yang tidak senang pacaran dianggap tidak laku, tidak gaul, atau kuper. Walah, walah……Ada-ada saja, ya!
Salah satu gejala negatifnya ialah adanya berbagai perilaku yang menjadikan pacar sebagai suatu kebanggaan pergaulan. Ada semacam ajang pamer pacar. Entah disekolah, dikampus, dimall, ditempat hiburan, dipesta atau ditempat lainnya.
“Gimana Bob! Kece nggak cewek gua”, bisik Coy pada temannya.
“Boleh juga. Trus, gimana dengan cewek gua”, balik si Bob, juga berbisik.
“Kalau wajah, jelas kalah sama cewek gua. Tapi soal bodi, gua akuin deh, cewek lu lebih bahenol”.
Walah! Pacar itu barang, kali!?
Karena pacaran dianggap gaul dan untuk mendapatkan pengakuan sebagai anak gaul, banyak remaja yang belum punya pacar cepat-cepat nyari pacar. Lingkungan gaulnya pun ngumpul bareng bersama pacar.
Sekolah atau kampus menjadi ajang pacaran.
Sepulang sekolah atau kuliah, kembali pacaran. Bahkan pada saat-saat lainnya, ada agenda wakuncar, apel mingguan, dan seterusnya. Begitu banyak waktu tersita untuk pacaran, menyebabkan pelajaran, kuliah dan hal-hal penting lainya menjadi terabaikan.
Padahal dana untuk pacaran diperoleh dari hasil unik (usaha nipu kolot = orang tua). Sebab umumnya mereka belum bisa cari duit sendiri.
PREMARITAL SEX
——————–

Yang lebih gawat dan bikin repot keluarga adalah sinyalemen.
Prof. Dr. Singgih D. Gunarsa, bahwa :
pacaran mengarah atau mendorong terjadinya hubungan seks di luar nikah (premarital sex), membuat kepribadian remaja menjadi labil, pelajaran terganggu karena konsentrasi sering terhambat oleh lamunan atau khayalan sex (Singgih, 1993 : 94).
Apalagi bila premarital sex itu menyebabkan kehamilan. Nah, lho!
Seks di luar nikah merupakan kegagalan seseorang remaja mengendalikan diri sehingga menjadi budak hawa nafsu birahi, budak setan.
Meskipun dalihnya, “Atas Nama Cinta”. Gombal !!
Kehamilan di kalangan remaja putri, ternyata bukan cerita baru.
Menuru data dr. Biran Afandi di Jakarta, selama 1987 saja sudah terdapat 284 lebih remaja putri yang hamil di luar nikah. Tuh, kan?
Belakangan, remaja sekarang katanya makin “pinter”. Tapi, pinter yang keblinger.
Mereka sudah mengenal alat-alat kontra-sepsi, seperti kondom, pil dan suntik anti-kehamilan, termasuk hubungan seks dengan cara Rythm Method (pantang berkala). “Biar nggak hamil”, katanya
Begitulah kalau sudah berprinsip ARDATH: ”Aku Rela Ditiduri Asal Tidak Hamil “.
Trus, biar asal tidak dosa-nya, gimana?

ANTARA ENAK DAN HALAL
——————————
Setelah fesyen dan fun, maka F yang ketiga adalah food (makanan-minuman).
Ternyata masih ada saja remaja kita merasa bahwa makan di KFC, Fizza Hut, Wendys, Mc Donald, dan Fast Food ala Barat lainnya, merupakan tren dan bergensi tanpa memperdulikan kehalalannya.
Sedangkan makan di warteg dianggapnya, yaa…. kampungan lah.
Betapa noraknya kita !
Di Amrik, tempat-tempat makan seperti itu masuk kategori rendahan.
Apalagi menurut ahli gizi di Amerika sendirh, ada fast food atau makanan ala Amrik yang dianggap gar-bage food, alias “makanan sampah”.
Sebab, kandungan gizinya sangat tidak sesuai dengan standar gizi yang sehat untuk tubuh.
Boleh-boleh saja kita menikmati jenis makanan-minuman yang “bermerek dunia”. Namun sebagai muslim, kita tetap hurus memperhatikan halal-haramnya. Lebih baik kita makan ala kadarnya tapi lengkap unsur gizi, protein dan seratnya serta jelas kehalalannya, tidak subhat.

Kesusahan adalah Ujian, Kesenangan pun adalah Ujian

Kesusahan adalah ujian….
kesenangan pun adalah ujian….
segala sesuatunya tergantung bagaimana kita menyikapinya…
apakah akan syukur atau kufur..

kesusahan yang diikuti syukur.. sulit utk dilaksanakan..
tapi kesusahan itu lebih dekat pada kekufuran..
kesenangan yang diikuti syukur…
mudah, tapi seringkali kita lupa utk bersyukur kepadaNYA…
seringkali kita terlalu sombong utk bersyukur..
semoga kita semua termasuk dalam golongan orang2 yang selalu bersyukur…

Apa Sih Itu Jomblo

JOMBLO Satu kosakata yang sangat ditakuti oleh banyak orang saat ini terutama remaja.
Why??
Karena kosakata ini mengandung makna negatif yang bikin alergi.
Suatu pertanda tidak lakunya seseorang untuk mendapatkan teman kencan dari lawan jenis.
Idiiiiih… nggak laku?
Emangnya jualan kolor..!! Heeehee
Tapi bneer koq, banyak banget remaja apalagi kalangan cewek yang merasa seperti kena kutukan kalo sampe predikat jomblo mereka sandang. Akhirnya dengan berbagai macam cara mereka berusaha untuk melepaskan kutukan ini meskipun dengan berbagai cara.
Tmen tmen Udah Pernah nonton film 30 Hari Mencari Cinta bloom??
Naaahh….Di film itu kan menceritakan tiga orang remaja cewek yang sama-sama berada pada kondisi jomblo. Mereka membuat kesepakatan untuk mencari pacar dalam waktu 30 hari. Bagi yang menang, maka ia akan menjadi raja dan diperlakukan bak putri karena semua pekerjaan rumah akan dikerjakan oleh yang kalah.
Singkat cerita, mereka bertiga benar-benar fokus untuk mendapatkan pacar dalam rentang waktu itu. Karena ngebetnya, sampai-sampai harga diri pun sempat akan tergadaikan ketika sang pacar menginginkan Making Love alias berhubungan seksual layaknya suami-istri. lebih lagi ngebetnya pengen merasakan nikmatnya ciuman bibir sampai melatih diri dengan guling. Naudzubillah..!!
Belum lagi resiko bubarnya persahabatan yang mereka bina selama ini hanya karena cemburu dan khawatir pacarnya diembat sahabat sendiri. Meskipun ending-nya semua pacar-pacar karbitan itu pada bubar, tapi kita bisa melihat seberapa parah kondisi remaja kita saat ini terutama dalam pergaulannya.
Jadi Demikiaann singkat ceritanya dr Film Tersebuut…Hmmm.. teman2 tela’ah sendiri Okaay..!!

Predikat jomblo begitu menakutkan buat remaja yang miskin iman. Mereka lebih memilih jalan maksiat dengan pacaran daripada menyandang status ini…
So, ternyata predikat jomblo begitu menakutkan buat sebagian remaja yang miskin iman. Mereka lebih memilih jalan maksiat dengan pacaran daripada menyandang status ini. Meskipun seringkali dalam pacaran mereka juga merasa terpaksa. Bisa karena dipaksa teman, bisa karena dipaksa ortu, bisa juga dipaksa diri sendiri karena konsep diri yang salah. Jadi emang bisa banyak alasan.
Dipaksa teman terjadi bila teman satu genk pada punya cowok semua. Trus ada satu yang nganggur. Jadilah ada pemaksaan beramai-ramai supaya yang satu ini segera dapat gebetan. Udah deh, siapa aja boleh asal berstatus cowok.
Waduh, gawat juga kan. Bisa-bisa sapi dipakein celana bisa diembat juga tuh saking nafsunya (hehehe…)
Ortu bisa jadi mengambil peranan dalam ajang kemaksiatan ini.
Ada loh beberapa tipe ortu yang kelimpungan ketika anak gadisnya belum punya pacar. Padahal anaknya sendiri udah nyadar bahwa ini adalah ajang berlumur dosa. Eh, ortunya ngotot agar sih anak nyari pacar. Tulalit banget kan?
Atau bisa juga konsep diri remaja yang salah. Ia merasa merana tanpa punya pacar. Ia merasa jelek dan nggak laku ketika belum pernah merasakan rasanya pacaran. Ia akan jauh lebih bahagia bila ada cowok di sampingnya.
Nah, ini adalah konsep yang salah dan menyesatkan.
Konsep diri remaja yang salah, merasa merana tanpa punya pacar. Ia merasa jelek dan nggak laku ketika belum pernah merasakan rasanya pacaran…
Belum lagi dorongan media baik TV, radio ataupun majalah yang menawarkan gaya hidup bebas dengan label pacaran yang semakin gencar dilakukan. Udah deh, itu semua adalah banyak faktor yang bikin remaja ngebet untuk bisa pacaran. Padahal, apa sih yang didapat oleh pacaran, adalah perbuatan yang bisa kamu putuskan dengan sadar.
Jadi, Kiranya tulisan ini akan membantu kamu untuk membuat keputusan benar dalam hidup. Jangan sampai kamu melakukan perbuatan yang salah dan membuatmu menyesal kemudian.
Lanjuuuuuuuttt……………

Kenapa harus pacaran?
================
Hayo…bisa nggak kamu jawab pertanyaan ini?
Kenapa harus pacaran?
Hmm…mungkin di antara kamu ada yang menjawab:
‘biar nggak kuper’
‘biar nggak dibilang nggak laku’
‘biar ada cowok yang sayang sama kita’
‘biar ada semangat untuk belajar’
‘biar nggak malu dengan teman-teman yang pada punya pacar juga’
‘sekedar pingin tahu rasanya’dll,
Masih banyak lagi alasan yang bisa kamu ajukan sebagai pembenaran.
Oke deh, kita coba telaah satu per satu yah, masuk akal nggak sih alasan-alasan yang kamu punya itu.
Pacaran, adalah aktivitas yang dilakukan berdua dengan sang kekasih sebelum menikah.
Aktivitas atau kegiatan ini bisa bermacam-macam bentuknya. Bisa nonton bareng, makan bakso berdua, jalan berdua atau belajar bersama. Tapi alasan terakhir ini kayaknya banyak nggak jadi belajarnya deh karena pada sibuk mantengin gebetan masing-masing. Iya apa iya?
Kalo kamu sekedar takut dibilang kuper karena nggak mau pacaran, maka mereka para aktivis pacaran itulah yang sebenarnya orang paling kuper dan kupeng sedunia… (kupeng-kurang pengetahuan sob..)
Kalo kamu sekedar takut dibilang kuper karena nggak mau pacaran, maka mereka para aktivis pacaran itulah yang sebenarnya orang paling kuper dan kupeng sedunia.

Why??
Karena saya yakin orang pacaran itu dunianya akan berkutat dari pengetahuan tentang doi aja. Coba kamu tanya apa dia tahu perkembangan teknologi terkini? Apa dia tahu di Palestina itu ada masalah apaan sih? Apa dia juga tahu kalo Amerika itu ternyata adalah teroris sejati?
Yakin deh, pasti mereka yang suka pacaran itu nggak bakalan tahu topik beginian. Kalo begitu, mereka itulah yang kuper dan kupeng. Paling tahunya cuma apa hobi sang pacar, apa wakna favoritnya, apa makanan kesukaannya, dll. Coba Tanya berapa nilai ulangan matematikanya, fasih nggak bahasa Inggris-nya, bagus nggak karangan bahasa Indonesia-nya, dan hal-hal seputar itu, pasti deh aktivis pacaran pada bloon untuk hal beginian. Kalo pun ada yang pintar, itu sama sekali nggak ada hubungannya dengan pacaran sebagai semangat belajar.
Sebaliknya, pacaran adalah ajang maksiat.
Bukankah sudah dikatakan oleh Rasulullah SAW:
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka tidak boleh baginya berkhalwat (berdua-duaan) dengan seorang wanita, sedangkan wanita itu tidak bersama mahramnya. Karena sesungguhnya yang ketiga di antara mereka adalah setan” (HR Ahmad)
Waduh, emang kamu mau jadi temannya setan?
Hiii, naudzubillah banget tuh.
Jangan beralasan kamu kuat iman, maka tetep aja ngeyel berdua-duaan. Banyak tuh kasus ngakunya aktivis rohis dan niatnya dakwah eh..malah kebablasan pacaran. Teman SMA saya dulu aja ada yang MBA alias Married By Accident alias lagi hamil di luar nikah karena pacaran. Udah sekolahnya nggak bisa lanjut karena perutnya semakin gendut, ia adalah pihak yang dirugikan.
Jangan beralasan kamu kuat iman, maka tetep aja ngeyel berdua-duaan.
Banyak tuh kasus ngakunya aktivis rohis dan niatnya dakwah eh..malah kebablasan pacaran…
Tuh, si laki-laki yang menghamili bisa dengan enaknya melanjutkan sekolah sampe tuntas. Belum lagi beban dosa besar yang harus ia tanggung. Ingat, berzina adalah salah satu dosa besar yang hanya bisa ditebus dengan taubatan nasuha. Taubat yang sungguh-sungguh dan tak akan pernah mengulangi lagi. Bukan taubat jenis tomat, saat ini tobat, besok kumat. Duh, itu sih namanya main-main alias nggak serius dan mau berubah total. Nggak baik, Non!

Jomblo adalah pilihan
==============
Kok bisa?
Di saat teman-teman pada risih dengan status jomblo, masa’ sih malah bisa dijadikan status pilihan?
Bisa aja, why not gitu loh?
Lagian tergantung persepsi kan?
Kondisi jomblo adalah kondisi yang independen, mandiri.
Di saat teman-teman cewek lain serasa nggak bisa hidup tanpa gebetan, kamu merasa sebaliknya. Nggak harus jadi cewek tuh aleman, manja, tergantung ke cowok, dan merasa lemah. Huh…jijay bajay banget. Jadi cewek kudu punya pendirian, nggak asal ikut-ikutan. Meskipun teman satu sekolah memilih pacaran sebagai jalan hidup, kamu tetap keukeuh dengan prinsip:

Dulu, waktu saya masih duduk manis di bangku SMP dan SMA, ada seorang teman yang ngebet banget pingin punya pacar. Sampe-sampe kalo ada kuis di majalah remaja tentang siap-enggaknya pacaran, doi termasuk yang rajin mengisi untuk tahu jawabannya. Ternyata doi tipe yang sudah siap banget. Akhirnya fokus perhatian dia hanya ke cita-cita pingin punya pacar dan pacar mulu. Prestasi sekolah jadi anjlok. Padahal ternyata nggak ada yang mau sama doi (backsound: Kacian banget!).
Nah, beda kasus dengan muslimah sholihah. Ada atau nggak ada yang mau, dia nggak bakal ambil pusing. Mikirin rumus fisika aja sudah cukup pusing, pake mikir hal lain. Maksudnya, mikirin pacar atau pacaran adalah sesuatu yang nggak penting bagi dirinya. Selain ngabisin waktu dan energi, yang pasti menguras konsentrasi dan emosi.

Kalo kamu jadi cewek sudah oke, baik di otaknya, kepribadiannya apalagi akhlaknya, jadi jomblo bukan sesuatu yang terpaksa tuh. Malah jomblo adalah sebuah kebanggaan…
Kalo kamu jadi cewek sudah oke, baik di otaknya, kepribadiannya apalagi akhlaknya, jadi jomblo bukan sesuatu yang terpaksa tuh. Malah jomblo adalah sebuah kebanggaan. Kamu bisa tunjukkan kalo jomblo adalah harga diri. Menjadi jomblo bukan karena nggak ada yang mau, tapi kitanya yang emang nggak mau kok sama cowok-cowok anak kecil itu. Lho, kok?
Iya, cowok kalo beraninya cuma pacaran itu namanya masih cowok kecil. Masa’ masih kecil udah pacaran. Huh! Kalo cowok yang udah dewasa, pasti ia nggak berani pacaran, tapi langsung datang ke ortu si cewek dan ngelamar. Merit deh jadinya. Selain menunjukkan tanggung jawab, cowok dewasa tahu kalo pacaran cuma ajang tipu-tipu dan aktivitas berlumur dosa. Hayo…pada berani nggak cowok-cowok kecil itu?

=====================
Jangan pernah takut diolok teman sebagai jomblo.
Jangan pernah malu disebut nggak laku.
Toh, mereka yang berpacaran saat ini belum tentu juga jadi nikah nantinya.
Tul nggak?
Malah yang banyak adalah putus di tengah jalan, patah hati terus bunuh diri. Hiii, naudzubillah. Atau bisa jadi karena takut dibilang jomblo malah dapat predikat MBA tanpa harus kuliah alias Married By Accident.
Lagipula, cewek kalo mau dipacarin kesannya adalah cewek gampangan. Gampang aja dibohongin, gampang diboncengin, gampang dijamah, dan gampang-gampang yang lain. Idih…nggak asyik banget! Toh, nantinya para cowok itu juga bakal males sama cewek beginian karena udah tahu ‘dalemannya’, mereka pinginnya dapat cewek baik-baik.
Terlepas apa motivasi mereka, yang pasti kamu kudu punya patokan atau standar tersendiri. Kamu nggak mau pacaran karena itu dosa. Kamu memilih jomblo karena itu berpahala dan jauh dari maksiat. Kamu nggak bakal ikut-ikutan pacaran karena takut dibilang jomblo dan nggak gaul. Kamu tetap keukeuh pada pendirian karena muslimah itu orang yang punya prinsip. Itu artinya, kamu selalu punya harga diri atas prinsip yang kamu pegang teguh.
Iya nggak seh?

Karena banyak juga mereka yang meskipun sudah menutup aurat dengan kerudung gaul, masih enggan disebut jomblo. Jadilah mereka terlibat affair bernama pacaran sekadar untuk gaya-gayaan. Bener-benar nggak ada bedanya dengan mereka yang nggak pake kerudung. Malah parahnya, masyarakat akan antipati sama muslimah tipe ini. Berkerudung tapi pacaran. Berkerudung tapi masih suka boncengan sama cowok non mahrom. Berkerudung tapi sering berduaan sama cowok dan runtang-runtung nggak jelas juntrungannya. Padahal, kelakuannya yang model begitu itu bisa membuat jelek citra kerudung, imej Islam jadi rusak, dan tentunya doi bikin peluang orang lain untuk menilai dan memukul rata bahwa doi mewakili muslimah. Parah banget!

Predikat jomblo jauh lebih mulia kalo kamu menghindari pacaran karena takut dosa. Menjadi jomblo jauh lebih bermartabat kalo itu diniatkan menjauhi maksiat…
Intinya, predikat jomblo jauh lebih mulia kalo kamu menghindari pacaran karena takut dosa. Menjadi jomblo jauh lebih bermartabat kalo itu diniatkan menjauhi maksiat. Menjadi jomblo sama dengan sholihah kalo itu diniatkan karena Allah semata.
Bukankah hidup ini cuma sementara saja?
Jadi rugi banget kalo hidup sekali dan itu nggak dibikin berarti. Jadi kalo ada yang rese dengan kamu karena status jomblomu, katakan saja
“It’s not a shame to be a Jomblo, Be proud,.. be a me and learn to be a JOSS , so what gitu loh!”

Saat Cinta tak Sampai di Nikahi

Sungguh,…..Merupakan hal yang sangat menyakitkan hati. Ketika cinta kita tidak tersampaikan oleh seeorang yang sangat kita harapkan cintanya. Sebagian dari kita mungkin akan langsung berfikir sepertinya Allah tidak adil. Langit terasa muram dan tidak bercahaya. Yach,.. dunia rasanya mau kiamat,… semua berubah menjadi serba hitam dan menyesakkan,….
Bukankah cinta kita benar benar tulus dan murni ??? Hummss…..
Untuk menjaga diri dari dosa, menjaga pandangan, menjaga hati bahkan demi menjaga kesucian agama-Nya????
Apa yang salah pada diri kita Sob ???
Tidak layakkah kita mendapatkan janji Nya…???
”Jika kamu menolong agama (Allah), niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu” (QS: Muhammad 7)
Mengapa keinginan kita belum dikabulkan, padahal usia sudah waktunya, tujuan sudah mulia, bahkan mungkin kemampuan sudah ada.
Hanya satu faktor penyebabnya sobat ku terkasih,….
Yaitu perbedaan persepsi antara kita dan Allah.
“Sesuatu yang menurutmu baik untukmu, belum tentu baik menurut Allah untukmu.
Dan sesuatu yang menurutmu buruk bagimu, belum tentu buruk menurut Allah bagimu”.
Kita seringkali menganggap bahwasanya apa-apa yang sesuai dengan keinginan kita itulah yang terbaik bagi kita, padahal tidak selamanya. Inilah yang selalu bermain di dalam otak dan benak kita.
Yakinilah sobat bahwa kegagalan cinta yang kita alami, tertolaknya cinta yang kita ajukan, sudah dirancang sedemikian rupa skenarionya oleh Allah. Sehingga tidak perlu menyikapinya secara berlebihan. walau emang ga mudah sieh,.. tapi ga ada yang ga mungkin khan???
Daripada kita larut dalam kesedihan, menangis, menyesali diri, patah hati lebih baik kita berbaik sangka saja kepada Allah. Tidak pantas diri ini mengeluh apalagi menyesali sebuah kegagalan. Bersikaplah positif kedepan.

Dengan kejadian ini secara tidak langsung, Allah memaksa kita untuk belajar arti kata sabar dan ikhlas serta sebuah arti ketulusan, yach,.. dua kata yang mudah di ucap namun sulit implementasi dan penerapannya di kehidupan sehari hari
Yakinlah bahwasanya kegagalan cinta bukanlah akhir dari segalanya, bukanlah awal dari sebuah kehancuran. Yang penting, berdoalah selalu.Ajukan keresahan itu padaNya.
Sesungguhnya Dia-lah sebaik-baik tempat untuk bermohon.
Sekarang, benahi diri, perbaiki konsep dan tujuan kita serta luruskan niat. Perbesar ikhtiyar dan lakukan secara cerdas,keras dan tuntas,dan hasilnya baru kita serahkan pada Allah.

Semoga sobat yang masih menunggu kekasih halalnya diberikan kekuatan dalam menjaga kesucian dirinya dr mulai single hingga waktu menghalalkan nya.
Ga perlu malu menjadi sosok jomblo, justru itu suatu kebanggan dimana anda mampu mengekpresikan diri dengan segala kegiatan positif dan memulai belajar makna sebuah Rumah Tangga, dengan belajar yang namanya kedewasaan dr banyaknya msalah yang timbul dan secara ga langsung anda belajar yang namanya manajemen konflik.
insyaAllah,… Jodoh terbaik akan bersanding dengan anda selama anda mau dan berusaha memperbaiki diri.
Berawal dr kemauan,luruskan niat dan perbesar ikhtiyar sobat,…
Yuk kita jemput jodoh yang terbaik dengan mulai memperbaiki diri kita masing masing.

Mengapa Pria Beristri Lebih Menarik?

Pernahkah Anda mendengar istilah ini?
Yapsss!!!!
Istilah ini seringkali ditujukan kepada kaum pria dan di masa kini, pemandangan kaum pria yang telah beristri tengah menggandeng wanita muda memang bukan lagi pemandangan yang ganjil.

Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa hal tersebut dapat terjadi?
Dan bagaimana cara mengantisipasi agar pesona kaum pria yang telah beristri dapat Anda hindari?
1. Pria beristri lebih pandai mengelola emosi
============================
Tak bisa diingkari, pria beristri tentu saja dari segi usia lebih tua dibanding mereka. Karena sudah beristri, mereka tentu sudah terbiasa menghadapi kecerewetan istri. Dengan demikian, mereka sudah lebih berpengalaman mengelola emosi dan sudah pandai mengarahkan pembicaraan untuk mendapatkan simpati.
Sosok pria seperti ini tentu saja berbeda dengan para bujangan yang rata-rata masih emosional, hingga ada saja yang bisa menimbulkan pertengkaran. Pria bujangan umumnya tidak sabar menghadapi kerewelan wanita. Ego mereka rata-rata masih tinggi dan merasa gengsi jika harus mengalah pada wanita.
Antisipasi yang bisa Anda lakukan
————————————–
Ciptakanlah situasi yang bisa dirasakan suami sebagai kejutan, sebagaimana halnya dulu di awal-awal perkawinan. Suasana kebersamaan yang datar-datar saja, aktivitas seksual yang biasa-biasa saja, jelas tidak akan menumbuhkan sensasi pada suami. Sementara, para wanita lajang yang mendekatinya, umumnya menawarkan berbagai kejutan yang membuatnya bangkit, membuatnya merasa muda kembali.
2. Karena pria beristri lebih dewasa, mereka juga lebih sabar
=======================================
Pria beristri di mata para wanita lajang nampak sebagai sosok dewasa. Kemampuannya mempertimbangkan sesuatu, pengalamannya menghadapi berbagai masalah, membuatnya ibarat kunci inggris: selalu punya solusi.
Baginya, tak ada masalah yang tak bisa diselesaikan.
Ada saja jalan keluar yang ditawarkannya pada wanita lajang tersebut. Keberadaan pria seperti ini tentu saja menimbulkan rasa kagum karena mampu memahami serta mencarikan solusi atas berbagai masalah yang mereka hadapi.
Pria bujangan relatif sulit menandingi hal ini. Karena pengalamannya relatif terbatas hingga tak mudah bagi mereka memahami masalah yang dihadapi wanita. Solusi yang coba mereka berikan pun umumnya dangkal, mengingat terbatasnya pengalaman mereka menyelesaikan masalah-masalah kehidupan.
Antisipasi yang bisa Anda lakukan
—————————————
Mau tak mau, pengetahuan Anda memang harus ditingkatkan. Baik dengan membaca buku maupun mengikuti berbagai seminar. Ini penting untuk mengikuti perkembangan pemikiran sang suami. Kalau tidak, maka lama-lama pembicaraan menjadi tidak nyambung. Hal ini otomatis akan menimbulkan jarak, yang pada akhirnya komunikasi suami-istri menjadi buruk. Sementara, para wanita lajang yang mendekatinya punya pengetahuan yang up to date, hingga mereka tampil sebagai sosok yang jauh lebih “berisi”.

3. Karena pria beristri pandai mengendalikan hasrat seksual
=======================================
Pria beristri tentu saja sudah biasa menyalurkan hasrat seksualnya. Mereka tahu, kalau terlalu menggebu-gebu, maka hasilnya tidak maksimal, tidak memuaskan kedua pihak. Mereka paham bagaimana menikmati sebuah permainan. Pendekatannya yang halus, tidak memaksakan kehendak, membuat wanita lajang merasa sangat dihormati.Justru, kesabaran pria beristri ini membuat wanita lajang lebih cepat jatuh ke dalam pelukan sang pria.
Dalam hasrat seksual, pria bujangan langsung tancap gas dan sama sekali tak bisa menutupi keinginannya untuk melampiaskan nafsunya. Hal ini justru membuat wanita lajang cemas dan takut. Wanita lajang merasa hanya dijadikan objek, hanya dimanfaatkan, hingga mengurangi rasa simpatinya pada pria bujangan.
Antisipasi yang bisa Anda lakukan
————————————–
Manfaatkanlah hari libur untuk meningkatkan kebersamaan. Jangan biarkan diri Anda tenggelam oleh kesibukan mengurus rumah dan hal-hal teknis lainnya. Siapkan diri Anda untuk bersama-sama dengan suami melakukan berbagai eksplorasi yang bisa menyalakan kembali api cinta.Strategi ini bisa menyelamatkan kehidupan rumah tangga Anda agar tidak tergelincir ke dalam kebosanan.
4. Karena mereka piawai kendalikan emosi
============================
Pria beristri tentu saja sudah lebih taktis menghadapi wanita lajang.
Mereka cenderung bersikap hati-hati dan tak mudah terpancing oleh hal-hal yang sifatnya emosional. Jadi, meskipun ia tertarik dengan wanita lajang tersebut, ia tetap bersikap kritis dan tak membiarkan dirinya larut dalam emosi. Sikap semacam ini justru membuat wanita lajang makin penasaran untuk mendekatinya.
Pria bujangan umumnya lebih mudah dikuasai emosi hingga seringkali tampil sebagai sosok yang tidak mampu mengendalikan diri. Ia mudah terbawa arus dan malah tanpa sadar larut dalam emosi wanita. Hal ini menimbulkan pertanyaan pada wanita lajang, “Apakah ia mampu mengemong saya? Apakah ia cukup tegar untuk jadi pegangan saya?”
Antisipasi yang bisa Anda lakukan
————————————–
Suami membutuhkan kepercayaan. Ia akan lebih tenang menjalani kehidupannya jika Anda menunjukkan kepercayaan padanya. Sebaliknya, jika Anda selalu ragu atau selalu curiga padanya, maka ia pun menjadi resah. Coba Anda bayangkan, bagaimana rasanya hidup dengan orang yang selalu mencurigai Anda? Pasti tidak nyaman, kan? Menunjukkan rasa cemas kehilangan, khawatir terjadi apa-apa dengan suami di luar rumah, itu hal yang wajar dan suami perlu tahu perasaan Anda.

5. Karena dompet mereka lebih tebal
========================
Pria beristri yang jadi incaran wanita lajang tentu saja relatif sudah mapan dan secara finansial cukup kuat. Mereka ini independen dalam hal pengalokasian uang. Yang lebih seru lagi, selain memiliki pendapatan tetap dari pekerjaannya, mereka juga punya sejumlah pekerjaan sampingan yang jumlah penghasilannya lumayan. Wanita lajang tentu saja makin nempel dengan pria beristri seperti ini karena tak pernah ada kendala soal uang. Yang sering jadi masalah adalah soal waktu karena tingkat kesibukan mereka umumnya tinggi.
Pria bujangan tentu saja juga banyak yang kuat secara finansial, tapi sebagian besar sumbernya masih dari orangtua. Kalaupun mereka sudah memiliki penghasilan sendiri, kerelaannya untuk berbagi dengan wanita lajang tidak seroyal pria beristri. Maklum, mereka sendiri butuh dana banyak untuk penampilan dan biaya fasilitas pendukung lainnya.
Antisipasi yang bisa Anda lakukan
————————————–
Kata orang, suami kalau sudah punya jabatan bagus dan punya penghasilan lebih, matanya jelalatan. Bukannya tidak sayang lagi sama Sediakan waktu yang lebih dari cukup untuk bersama-sama dengan suami agar seluruh hasratnya hanya disalurkan di rumah. Hindari membuat aturan atau melarang ini dan melarang itu karena justru hal tersebut membuatnya makin terpicu menyalurkan hasrat di luar rumah. Kuncinya, sediakan waktu yang berkualitas untuk senantiasa mendampinginya.
Moga bermanfaat ya sob,…



sumber (panti jomblo)
Diberdayakan oleh Blogger.

© Tutorial Blog, AllRightsReserved.

Designed by Tio Prasetyo